Sabtu, 27 April 2019

SOAL UJIAN TENGAH SEMESTER

Penjelasan tentang Psikologi Industri dan Organisasi (PIO). Mengapa pio penting untuk dipelajari oleh calon sarjana psikologi, walaupun memiliki minat yang berbeda-beda. dan bagaiman kedudukan PIO di antara cabang ilmu lain?

JAWAB:
  
  • Teori menurut Levy, P. E. (2010) menjelaskan bahwa "Industrial / organizational psychology  is the application of psychological principles and theories to the workplace. Studies of psychologists, among others, the attitudes and behavior of employees and employers"
  • PIO merupakan ilmu yang mempelajari perilaku manusia, dalam perannya sebagai tenaga kerja dan sebagai konsumen. baik secara perorang maupun secara kelompok dengan maksud agar temuannya dapat diterapkan dalam industri dan organisasi untuk kepentingan dan kemanfaatan manusianya dan organisasinya.
PIO penting untuk dipelajari oleh calon sarjana Psikologi, karena Berdasarkan buku Levy, P. E. (2010) menjelaskan bahwa psikologi industri dan organisasi adalah sebuah penerapan prinsip dari teori psikologi di tempat kerja. Serta menerapkan studi psikologi sikap dan perilaku terhadap karyawan. Bagi calon sarjana Psikologi harus mengetahui dan mempelajari perilaku manusia sebagai perannya ditempat kerja, dan mengukur, menilai karakteristik orang lain maupun dirinya ditempat kerja. PIO juga sebagai pengetahuan maupun keterampilan yang dapat diterapkan dalam berbagai pekerjaan.


Penjelasan pendekatan BEHAVIORISME dan KOGNITIF dalam ranah Psikologi berikan contoh penerapan dalam bidang psikologi industri dan organisasi?

JAWAB:
  • Behaviorisme: Merupakan perilaku mengacu pada apa yang dilakukan orang dalam organisasi, apa sikap mereka, dan bagaimana kinerja mereka. Schermerhorn & Hunt, dkk (2000) Contoh: pada sebuah restoran memajang salah satu foto karyawan yang memiliki kinerja bagus, guna untuk memperlihatkan karyawan lain untuk meningkatkan kinerja dalam bekerja.
  • Kognitif: Merupakan istilah umum yang mencakup segenap model pemahaman, yaitu persepsi, imajinasi, penangkapan makna, penilaian, dan penalaran. Kuper (2015) Contoh: Perusahaan sebelum merekrut calon karyawan ia harus sleksi calon karyawan yang di inginkan dengan cara menilai dan melihat kinerja serta kemampuannya.

Berikut ini adalah sejumlah variable psikologi industri dan organisasi yang sering dijadikan topik penelitian dalam dunia akademik dan juga sering menjadi kajian dalam dunia praktis.
  • Motivasi berprestasi (dalam setting kerja)
  • Kepuasan kerja
JAWAB:
  • Kepuasan Kerja: "Job satisfaction, an attitude reflecting a person's positive and negative feelings toward a job, co-workers, and the work environment. Indeed, you should remember that helping other achieve job satisfaction is considered as a key result that effec-tive managers accomplish." Schemerhorn & Hunt, dkk (2000).
  • Motivasi Berprestasi (dalam setting kerja): Seseorang dengan motif berprestasi biasanya mendefinisikan sasaran sejalan dengan standar keunggulan dari enam komponen yaitu, Etika kerja, Mengejar keunggulan, Aspirasi terhadap status, Penguasaan, Kompetisi, Keserakahan. Cassidv dan Lynn (1989)


Jelaskan bagaimana hubungan antara beban kerja, stress kerja, dan kinerja (performance). Jelaskan mengapa tidak semua masalah akibat stress kerja dapat diselesaikan dengan mengadakan program rekreasi kepada karyawan?

JAWAB:

    Setiap beban kerja yang dimiliki individu dapat mempengaruhi stress kerja, tidak hanya stress dalam pekerjaan yang dirasakan individu, tetapi bisa jadi stress dapat dilihat dari sisi ruang kerja yang terlalu sempit atau terlalu banyak alat kerja yang membuat tidak nyaman para karyawan dan dapat mempengaruhi pada kinerja (performance) individu di tempat kerja. Menurut Langton & Robbins (2007) menjelaskan beban kerja pada setiap individu dapat menimbulkan stress. Stress dapat didefinisikan sebagai suatu situasi adanya tuntutan psikologis atau fisiologis yang berlebihan pada seseorang dan dapat berpengaruh pada kinerja seseorang. Tidak semua masalah stress kerja dapat diselesaikan dengan mengadakan rekreasi kepada karyawan. Namun, stress kerja juga tidak hanya dengan rekreasi saja, stress yang di alami individu di tempat kerja bisa di ganti dengan cara mengubah ruang kerja yang tadinya tidak nyaman menjadi lebih nyaman, agar individu dapat memperbaiki kinerja dengan baik.



SUMBER:

Levy, P. E. (2010). Industrial Organizational Psychology: Understanding The Workplace.Third Edition.

Schermerhorn, J. R., Hunt, J. G., Osborn, R. N., & Uhl-bien, M. (2000). Organizational Behavior. New York: John willey & Sons.

Kuper, J. (2015). A lexicon of psychology, psychiatry and psychoanalysis. Routledge.

Sabtu, 13 April 2019

MOTIVASI, JOB SATISFACTION, And ERGONOMICS

       Jenis tata ruang kantor yang berada di Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur III Lembaga Administrasi Negara (PKP2A III LAN) Samarinda adalah tata ruang kantor berkamar/tertutup (cubicel type office), hal tersebut menimbulkan banyak kendala, seperti proses komunikasi yang kurang maksimal, baik antara sesama pegawai maupun antara pegawai dengan pimpinan. Pegawai yang ingin menginformasikan informasi ke pegawai lainnya terkendala oleh jarak dan ruangan yang terpisah. Namun, pimpinan yang ingin menginformasikan berita atau pekerjaan menjadi terhambat karena ruangan pimpinan yang tidak berdekatan dengan pegawai. Selain itu, jika komunikasi menjadi terhambat, otomatis para pegawai dan pimpinan jika ingin melakukan koordinasi pekerjaan di segala bidang menjadi terhambat pula karena adanya jarak dan tata ruang kantor yang tidak efisien.
       Hal tersebut ditunjukkan oleh letak satu bagian yang terpisah-pisah yang menghambat proses kerja yang membutuhkan face to face secara langsung, seperti proses pendisposisian dan penandatanganan surat. Adapun, penempatan pegawai dan peralatan kantor belum berdasarkan rangkaian yang sejalan dengan urutan-urutan penyelesaian pekerjaan, sehingga alur kerja bagi para pegawai menjadi rumit. Kemudian, di beberapa ruangan PKP2A III LAN Samarinda, komposisi antara pegawai dengan perabotan dan peralatan kantor tidak sesuai dengan luas ruangan yang ada. Sebenarnya beberapa ruangan di PKP2A III LAN Samarinda berukuran cukup luas, yaitu rata-rata berukuran 5 x 5 meter. Namun, ruangan tersebut diisi oleh 8 hingga 10 orang pegawai. 
       Di Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur III Lembaga Administrasi Negara (PKP2A III LAN) Samarinda dari segi dimensi lingkungan fisik kantor (warna dinding kantor, penempatan ventilasi udara, kebersihan, serta suhu dan tingkat kelembaban) sudah optimal, namun dalam perancangan jenis tata ruang kantor, penempatan peralatan kantor, serta dalam hal kelengkapan peralatan kantor, masih belum optimal. Karena masih ada unsur-unsur yang belum dipenuhi dalam penataraan ruang kantor, jadi dapat disimpulkan bahwa tata ruang kantor di PKP2A III LAN Samarinda masih belum optimal.

TEORI

MOTIVASI:

"By definition, motivation refers to the individual forces that account for the direction, level, and persistence of a person's effort expended at work." Schemerhorn & Hunt, dkk (2000).

"Motivasi adalah suatu usaha keras yang muncul dari dalam diri seseorang dan dikondisikan melalui keinginan, hasrat, dan dorongan. Menurut pandangan dari teori Herzberg terdapat perbedaan motivasi antara kelompok karyawan yang terdorong secara intrinsik dan karyawan yang terdorong secara ekstrinsik: " - Hindarti, F., & Wahyudi, A. (2016).

1. Karyawan yang terdorong secara intrinsik akan lebih mudah diajak meningkatkan produktivitas kerjanya dibandingkan karyawan yang terdorong secara ekstrinsik dan kepuasan yang diperoleh tidak bersifat materi.

2. Karyawan yang terdorong secara ekstrinsik cenderung melihat apa yang diberikan organisasi dan kinerjanya diarahkan kepada perolehan hal-hal yang diinginkan dari organisasi 


JOB SATISFACTION:

"Job satisfaction, an attitude reflecting a person's positive and negative feelings toward a job, co-workers, and the work environment. Indeed, you should remember that helping other achieve job satisfaction is considered as a key result that effec-tive managers accomplish." Schemerhorn & Hunt, dkk (2000).

ERGONOMICS:

“Ergonomics or human factors a field that combines engineering and psychology and that focuses on understanding and enhancing the safety and effiency of the human machine interaction” King, L. A. (2016)

Berdasarkan teori dari King (2016) menekankan bahwa ergonomi berfokus pada pemahaman dan meningkatkan keamanan serta efisiensi interaksi manusia terhadap masin maupun alat dalam melakukan pekerjaannya.


ANALISIS PERMASALAHAN

       Berdasarkan permasalahan dari Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur III Lembaga Administrasi Negara (PKP2A III LAN) Samarinda, termasuk kedalam teori ergonomi yang di kembangkan dari King,  L. A (2016) yang menjelaskan bahwa ergonomi berfokus pada pemahaman dan meningkatkan keamanan serta efisiensi interaksi manusia terhadap mesin maupun alat dalam melakukan pekerjaannya. hal ini terlihat pada tata ruang kantor yang memiliki berkamar/tertutup (cubicel type office), dapat menimbulkan berbgai macam kendala, seperti proses komunikasi yang kurang maksimal, baik antara sesama pegawai maupun antara pegawai dengan pimpinan. Jika ingin melakukan koordinasi pekerjaan di segala bidang menjadi terhambat karena adanya jarak dan tata ruang kantor yang tidak efisien. Namun, terdapat letak satu bagian yang terpisah-pisah yang menghambat proses kerja, di beberapa ruangan PKP2A III LAN Samarinda, komposisi antara pegawai dengan perabotan dan peralatan kantor tidak sesuai dengan luas ruangan yang ada. Menjadikan alur pekerjaan semakin rumit, sehingga dapat menurunkan intensitas bagi para pegawai, dan menurunnya minat dalam bekerja secara baik dan giat, hal ini terkait dengan teori motivasi yang telah di jelaskan menurut Schemerhorn & Hunt, dkk (2000). Tidak hanya itu permasalahan tata ruang di Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur III Lembaga Administrasi Negara (PKP2A III LAN) berkaitan dengan kepuasan kerja yang di jelaskan oleh (Schemerhorn & Hunt, dkk 2000) merupakan sikap individu yang mencerminkan perasaan positif dan negatif seseorang terhadap pekerjaan. Hal ini yang membuat pegawai masih belum optimal dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya karena masih belum merasa nyaman dengan penataan ruang kantor yang ada saat ini.



KESIMPULAN

Dapat disimpulkan bahwa Pusat Kajian dan Pendidikan dan Pelatihan Aparatur III Lembaga Administrasi Negara (PKP2A III LAN) Samarinda dari segi dimensi lingkungan fisik kantor (warna dinding kantor, penempatan ventilasi udara, kebersihan, serta suhu dan tingkat kelembaban) sudah optimal, namun dalam perancangan jenis tata ruang kantor, penempatan peralatan kantor, serta dalam hal kelengkapan peralatan kantor, masih belum optimal. Karena masih ada unsur-unsur yang belum dipenuhi dalam penataraan ruang kantor, jadi dapat disimpulkan bahwa tata ruang kantor di PKP2A III LAN Samarinda masih belum optimal. beberapa pegawai lainnya masih belum optimal dalam melaksanakan tugas dan pekerjaannya karena masih belum merasa nyaman dengan penataan ruang kantor yang ada saat ini.


Sumber:

Asnar, Z. H. (2017). Pengaruh Tata Ruang Kantor Terhadap Produktivitas Kerja Pegawai di PKP2A III LAN Samarinda. JURNAL UNIVERSITAS MULAWARMAN1(4), 1488-1500.

Hindarti, F., & Wahyudi, A. (2016). Pengaruh Reward terhadap Kepuasan Kerja dengan Motivasi sebagai Variabel Mediasi (Studi pada Karyawan PT Bank Central Asia Tbk. Cabang Utama Surakarta). JURNAL EKONOMI DAN KEWIRAUSAHAAN15(3).

King, L. A. (2016). The science of psychology: An appreciative view. McGraw-Hill Education.

Robbins, S. P., and Timothy A. Judge., (2013). Organizational Behavior. 15th Edition. New Jersey: Pearson Education, Inc.

Schermerhorn, J. R., Hunt, J. G., Osborn, R. N., & Uhl-bien, M. (2000). Organizational Behavior. New York: John willey & Sons.